Menanti
Gubernur Baru Jakarta
Akhirnya,
Pak Joko Widodo meninggalkan kursi jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta
menduduki jabatan yang lebih tinggi yaitu sebagai Presiden Negara Republik
Indonesia dan meninggalkan kursi gubenur
yang kosong yang sementara dijabat oleh Pak Basuki Tjahaja Purnama atau nama Topnya "Pak Ahok".
Sebagai warga Jakarta, terus
terang saya baru tertarik memperhatikan kinerja gubernur dan wakilnya saat Pak
Jokowi dan Pak Ahok dilantik menjadi gubernur sebelumnya saya tidak terlalu memperhatikan
karena tidak ada perubahan yang berarti, ya Jakarta tetap macet, tetap kotor
oleh sampah dan tidak manusiawi dan tidak bersahaja. Yang penting , ya kerja
kerja dan kerja dan tidak memperhatikan dunia pergubernuran.
Namun, gara gara sebuah video yang
memuat dukungan kepada Pak Ahok dan Pak Jokowi saat Pilkada Gubernur DKI yang
memparodikan lagu "What Make U Beautiful" milik One Direction menjadi
lagu dukungan buat mereka , saya jadi tertarik mengikuti jejak langkah mereka
dalam proses menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Baru. Jadi pengin tahu, apa
yang membuat mereka begitu terkenal di kalangan rakyat Jakarta dan mendapat
dukungan yang begitu besar dan terkenal, karena ternyata mereka sebenarnya
bukanlah penduduk asli Jakarta, Pak Jokowi dari Solo sedangkan Pak Ahok dari
Bangka tapi kok hebat sekali pengaruh mereka sehingga menyebabkan banyak rakyat
Jakarta mendukung mereka berdua.
Rakyat Jakarta terpincut oleh
rekam jejak mereka berdua saat duduk sebagai pejabat daerah. Terkenal dengan
kejujuran dan ketegasan dan tidak korupsi , adalah sosok ideal pemimpin sejati
karena rakyat sudah muak dan muntah oleh korupsi pemimpin dari pejabat negara
saat ini.
Ditengah hiruk pikuk dari
penentang dan pengkritik pemerintahan saat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta , mereka berdua meninggalkan rekam jejak yang nyata, terbukti dari
penanganan korban banjir juga Jakarta yang lebih tidak semrawut. Walaupun tidak
sempurna betul, sebagai penduduk Jakarta , saya
merasakan bahwa Jakarta
lebih hommy…nyaman ...deh, tidak terlalu semrawut dan sampah sudah berkurang di jalan
jalan.
Sebagai penjabat sementara setelah
ditinggalkan rekannya, Pak Ahok, tetap menjalankan tugas dengan baik dan tegas
kepada orang orang pemerintahannya yang tidak becus menjalankan tugas.
Namun, pengkritik dan para haters
dari Pak Ahok juga semakin tumbuh dan mencoba menghalangi langkahnya menjadi
Gubenur Jakarta terlebih lagi setelah dia meninggalkan partai yang selama ini
didukungnya.
Sebagai warga Jakarta , saya berharap bahwa para pejabat
negara tidak mengatasnamakan rakyat untuk menggolkan ambisi mereka apalagi
dalam pemilihan Gubenur atau pemimpin daerah.
Tolong berilah kesempatan kepada
kami sebagai rakyat, untuk didengarkan suaranya dan juga harapannya , untuk
ikut berpartisipasi dalam demokrasi pemilihan pemimpin negara karena propinsi
Jakarta bukanlah milik salah satu
golongan tapi milik seluruh rakyat Jakarta yang mempunyai perbedaan ras, agama,
suku , budaya , latar belakang ekonomi dan pendidikan, dan juga kebutuhan.
Saya ingin sekali Demokrasi di
Jakarta dan juga seluruh Indonesia
tidak mati oleh sekelompok golongan yang tertentu yang mempunyai agenda tersembunyi
untuk menguntungkan diri sendiri.
Rakyat butuh Pemimpin yang Cerdas,
Bijaksana , Jujur, Anti Korupsi dan mencintai dan membimbing mereka.
Rakyat Jakarta menantikan Gubernur
Baru yang mempunyai kriteria tersebut dan
juga kriteria lainnya yang dipilih secara demokrasi dan sesuai semangat Bebas,
Umum, dan Rahasia .
Semoga……..