Sejak buku terakhirnya, Dwilogi Padang
Bulan, saya sangat menantikan buku terbaru dari Andre Hirata. Terus terang
sejak membaca laskar pelangi dan serialnya, saya sudah jatuh hati dengan gaya bercerita dan tutur bahasa dan gaya penulisan dari Andre Hirata yang segar,
konyol dan ceria tapi penuh dengan ilmu pengetahuan (banyak penulisan bahasa ilmiah) tapi nggak membosankan.
Saat mengetahui bahwa penerbit yang sama
yaitu Bentang Pustaka menerbitkan novel terbaru dari Andre Hirata, tanpa banyak
membuang waktu saya menuju toko buku dan membeli buku setebal 396 halaman ini.
Tadinya, saya mengira bahwa buku ini masih
ada hubungan dari dengan Laskar Pelangi tetapi ternyata Andre memilih tokoh
tokoh lain untuk ceritanya.
Tokoh utama cerita ini adalah Sabari,
Marleena, Toharun, Ukun dan Tamat, Izmi dan Zuraida yang bersekolah di SMP
Belitong. Adalah Sabari , lelaki yang pintar sekali dalam bahasa Indonesia dan
pintar berpuisi yang jatuh cinta dengan Marleena semenjak Marleena mencontek
Ulangan Bahasa Indonesia Sabari di ujian SMA. Pensil dari Marleena adalah benda
berharga dari Sabari yang tidak penah ditinggalkannya. Namun malang bagi Sabari karena Marleena menolak
cintanya karena Sabari bukanlah pria idamannya dengan wajah dan kelakuan yang
biasa saja bagi Marleena. Walaupun begitu Sabari, ditingkahi gangguan dari
Toharun, Ukun dan Tamat, tidak putus asa dalam mengejar cinta Marleena, Berkali
kali ditolak tapi Sabari tidaklah pantang mundur bahkan dia malah nekat
menyanyikan lagu Lionel Richie "Trully" dan
mengirimkan lewat siaran radio kepada Marleena dan juga menjadi juara lomba
lari Marathon agar Marleena meliriknya, tapi usahanya gagal.
Perjuangan cinta Sobari merebut hati
Marleena menginspirasi siswi lain bernama Izmi, untuk memperbaiki hidupnya dan
membuatnya merasa dia bukan satu satunya orang yang malang di dunia.
Suatu hari setelah Sabari menjadi pegawai
di perusahaan batako milik ayah Marleena, Markoni, nasib berkata lain kepada
Sobari. Akhinya, Sobari menikah dengan Marleena (yang hamil diluar nikah dengan lelaki lain) yang
menyebabkan sahabat sahabatnya menjadi iri. Namun pernikahan ini adalah
pernikahan tanpa cinta yang menyebabkan Marleena meninggalkan Sobari dengan
anaknya (Zorro) yang masih bayi untuk pergi dari kampungnya dan menikah dengan
lelaki lain. Sabari pun diceraikan Lena dan
walaupun begitu, Sabari dengan tulus merawat Zorro dengan senang hati dan kasih
sayang. Namun hidup Sabari berubah menjadi tragis dan begitu berputus asa
ketika Marleena mengambil Zorro secara paksa di taman kota . Warungnya tak terurus, dan dengan harga
murah, kambing kambingnya dilegonya. Partikelir, itulah situasi Sabari
sekarang.
Adapun Marlena bercerai dari suami
keduanya dan menikah kembali kembali dengan Dr.Manikam, duda PNS beranak
perempuan 2 orang dan juga bersama Zorro dan tinggal di Bengkulu. Tapi ternyata
Lena cepat bosan dengan Manikam dan akhirnya
bercerai dan menikah kembali dengan seorang pemain band, JonPijareli. Adapun di
tengah petualangan cintanya, Marlena rajin mengirim kabar kepada temannya,
Zuraida.
Ukun dan Tamat yang melihat keadaan Sobari
bagaikan orang gila setelah ditinggal Zorro 8 tahun kemudian, mendatangi
Zuraida, untuk menanyakan keadaan Marlena dengan tekad bahwa mereka akan
membawa pulang Zorro karena tak tega melihat Sobari menjadi setengah gila.
Bagi para pembaca yang terbiasa mengikuti
alur cerita yang mengalir teratur, mungkin akan bingung mengikuti alur cerita
Andre yang maju mundur. Inilah yang saya lihat sebagai kelemahan novel ini sehingga
pembaca harus mencermati kurun waktu
yang sedang terjadi dalam cerita
Kelebihannya adalah walau tokoh berganti
namun kesegaran cerita dan gaya
bahasa yang menghibur tetap dihadirkan oleh Andre Hirata
Satu pesan yang saya tangkap adalah
janganlah berputus asa dalam menghadapi rintangan hidup dan terus berjuang
dalam meraih mimpi.
======================selesai============================